update: kata chat GPT knp kurang banget karena ini:

1. Asalnya Bukan Film Bioskop, Tapi Kompilasi Episode TVAtlantis: Milo’s Return sebenarnya bukan dibuat sebagai film layar lebar, tapi awalnya adalah proyek serial TV (Team Atlantis) yang kemudian dibatalkan. Beberapa episode yang sudah dibuat akhirnya disatukan dan dijadikan film direct-to-video. Karena dibuat untuk TV:

• Anggaran produksinya jauh lebih kecil.
• Gaya animasinya lebih sederhana.
• Kualitas per frame dan pergerakan karakter terasa kaku atau kurang halus.

2. Studio Outsourcing dan Deadline KetatDisney kerap menyerahkan proyek direct-to-video ke studio animasi pihak ketiga atau cabang internal berbiaya rendah, dengan tenggat waktu sempit. Ini menghasilkan:

• Detil background yang kurang rapi.
• Gerakan animasi yang kaku atau tidak konsisten.
• Warna dan pencahayaan yang tampak datar dibanding film pertama.

3. Tidak Dikerjakan oleh Tim Film PertamaFilm pertamanya disutradarai dan dikerjakan oleh tim berpengalaman dengan gaya visual yang khas dan ambisius (terinspirasi komik Mike Mignola). Film keduanya tidak melibatkan sebagian besar dari tim ini, jadi kualitas gaya dan atmosfernya pun menurun drastis.
4. Cerita Terlalu Terburu-buruKarena film ini adalah potongan tiga cerita berbeda, narasinya jadi terasa lompat-lompat, dan animasi pun tidak punya waktu untuk membangun suasana atau adegan aksi yang memukau secara visual.